Find us on Google Plus

header ads

BOBBY LIAUW - CG Artist

Berawal dari kecintaannya terhadap karakter fiksi, Bobby Liauw yang lahir di Jakarta, 8 Oktober 27 tahun yang lalu ini sekarang menjadi salah satu animator untuk animated feature film bertaraf international.

Bobby Liauw

Pada saat berumur 5 tahun ia pernah mendapat laser disk film Bambi dan membuatnya perfikir betapa karakter di film tersebut dapat menyihirnya dengan keindahan dan cerita yang sangat menyentuh hati. Melihat binatang itu bisa berbicara dan hidup seperti magic.

Di umur 10 tahun setelah pertama kali melihat film Toy Story dari Pixar, akhirnya ia menyadari setelah besar nanti ia akan membuat film seperti itu.

Selesai sekolah, Bobby memutuskan pergi keluar negri karena pada saat itu di Indonesia masih belum terdapat institusi atau universitas yang menawarkan program animation. Pilihannya waktu itu adalah Royal Melbourne Institute of Technology program 3D dan VFX.

Setelah lulus kuliah, ia mendapatkan pekerjaan pertama sebagai generalist di ePix studio Jakarta mengerjakan TV commercial. Banyak iklan yang sudah digarap, tetapi yang paling membekas adalah saat mengerjakan “Gulaku Amazing” yang saat itu sangat complex dan dikerjakan hanya oleh empat orang. Dan pengalaman yang lain adalah pada saat mengerjakan film bioskop pertama dari Hanung Brahmantyo berjudul “Perempuan berkalung Sorban” di mana Bobby bertugas membuat 3D kecoa yang menggangu si cantik Revalina S. Temat.

Setelah beberapa lama, walaupun mengerjakan TV commercial dirasa menarik, Bobby selalu teringat bahwa tujuan yang ingin diraihnya adalah mengerjakan film seperti Toy Story. Ia pun melirik Infinite Frameworks yang pada saat itu adalah salah satu studio animasi terbesar di Asia. Ia diterima di studio tersebut dan mulai mengerjakan serial TV animasi yang berjudul “Dr.Contraptus” dari Ellipsanime, Perancis yang juga menelurkan karya seperti “Garfield” series. Merasa senang dengan pekerjaan Bobby, pihak studio akhirnya mempromosikannya sebagai Lead Animator pada project berikutnya berjudul “Franklin the Turtle” dari Canada yang didistribusikan oleh Cartoon Network.

Pekerjaan sebagai Lead Animator biasanya adalah memonitor animator lain dan mendorong mereka untuk menghasilkan karya yang sesuai dengan requirements atau standart yang diharapkan. Yang paling sering lagi adalah mengadakan dailies, di mana semua animator berkumpul di suatu ruangan dan satu per satu menunjukan hasil pekerjaan mereka, dan Lead lah yang menentukan apakah mereka harus mengulang lagi atau sudah memenuhi harapan.

Setelah hampir dua setengah tahun dan menyelesaikan dua buah film seri, Bobby akhirnya mencari tantangan baru. Setelah meninggalkan Infinite Frameworks Studio, ia dikontak oleh temannya untuk menjadi partner membentuk studio animasi yang diberi nama Enspire Studio. Full CG cinematic merupakan fokus dari company ini dan sudah dua buah karya yang dihasilkan. Film pertama “The Escape” memenangkan banyak penghargaan international seperti “PauseFest film festival Australia”, “OFF-Courts film festival France”, dan yang paling prestigious adalah “Best short competition by Award of Merit USA”. Yang kedua berjudul “Chrysalis” dimana Bobby menjadi Cinematic Director yang bertugas membuat previz dari storyboards, mengatur camera, dan juga direksi animasi dari karakter tersebut.

Tapi ia masih merasa kurang enjoy menjalankan perusahaan dan lebih tertarik untuk bergabung bersama studio besar untuk mengerjakan film layar lebar. Akhirnya ia memutuskan keluar dari Enspire dan mencoba peruntungan lain. Saat ini ada satu perusahaan besar bertaraf international - dengan karya setara Dreamworks Studio - yang tertarik dengan karyanya dan mengajaknya untuk ikut mengerjakan animated feature mereka.

Bagi Bobby ini seperti mimpi yang menjadi kenyataan. Sayangnya nama film tersebut masih confidential. Bagi Bobby, ini adalah kesempatan untuk membuktikan diri. Apa yang telah diimpikannya sejak masih kecil akhirnya tercapai. Ia berpesan untuk tidak pernah putus asa dalam menggapai cita-cita. “Never give up. Animation adalah bidang yang tidak mudah dan butuh dedikasi yang tinggi. Tetapi kalau kita mau terus belajar, akan banyak terbuka peluang dan pengalaman yang tidak akan pernah kita sangka.” Satu lagi putra bangsa berprestasi di tingkat internasional. Anda siap untuk menjadi yang berikutnya?***

Artikel dan interview oleh: Fitra Sunandar
(Dilarang menyadur/mengutip/mempublikasi ulang tanpa mencantumkan sumber dan nama penulis)

Post a Comment

0 Comments