BAGAIMANA Framestore membuat planet
Bumi yang tampak indah pada film
Gravity? “Ternyata lebih sulit dari yang
kami bayangkan,” Webber sang visual effects
supervisor menjelaskan. “Kami pernah membuat
planet Bumi untuk film lain, tapi tak sesulit ini.
Untuk tampilan planet Bumi yang tayang sekian
menit lamanya, tak bisa hanya menggunakan
matte painting, karena tampilannya berubahubah.
Planetnya pun harus bergerak hingga
kondisi cahayanya berubah. Jadi kami harus
merender planet Bumi berdasarkan kondisi
geografisnya. Kami menggunakan physical
render agar mendapatkan kualitas cahaya yang
kami butuhkan, maka kami menggunakan Solid
Angle Arnold untuk pertama kalinya, tidak seperti
biasanya menggunakan RenderMan yang sudah
merupakan pipeline di Framestore. Divisi R&D
Framestore beserta shader artist menulis sekitar
71.000 baris script untuk keperluan rendering
agar Arnold bisa berjalan sesuai dengan pipeline
kami. Proses rendering ini benar-benar membuat
kami khawatir.”
Alasan utama memilih Solid Angle’s Arnold
adalah untuk menghasilkan hasil render yang
indah dan realistik. Arnold memberikan akurasi
pada physical lighting dan shader. Selain itu,
manajemen memori yang sangat baik pada
Arnold membuatnya mampu menangani obyek
yang sangat kompleks sekalipun hingga tetap
bisa dirender. “Saya rasa itu adalah hal yang
bisa dilakukan Arnold dengan sangat baik,
manajemen memori dan kemampuan merender
geometry yang sangat kompleks sambil
melakukan raytracing pada obyek tersebut,”
Webber menerangkan.
Framestore sebetulnya sudah menyelesaikan
produksi pada akhir 2012, namun sang sutradara
menginginkan perubahan pada adegan awal film
dengan menampilkan pesawat ulang-alik yang
terbalik. Perubahan itu membutuhkan waktu dua
bulan lamanya untuk membuat modeling pada
teleskop Hubble.
Berbagai stasiun luar angkasa dan satelit dibuat
modelingnya dengan sangat akurat dan detail
oleh Framestore. Kecuali beberapa interior
kapsul luar angkasa, seluruh set di luar angkasa
dan lingkungannya merupakan hasil render.
Tool untuk membuat pergerakan bongkahan dan
kepingan satelit merupakan hasil programing
dan dibuat menggunakan Aplikasi Autodesk
Maya. Simulasi pecahan obyek yang biasanya
pergerakannya semakin melambat dan jatuh ke
bawah, tak berlaku di ruang hampa udara dan
tanpa gravitasi, jadi membuat scene tersebut
agar terlihat realistik terasa sangat sulit untuk
memperkirakannya. “Mengenai ledakan di
luar angkasa, tak ada yang tahu seperti apa
kelihatannya,” Webber menambahkan.
Beberapa aspek yang berkenaan dengan kondisi
di luar angkasa sudah dibicarakan lebih dahulu
kepada astronot yang sesungguhnya. Walaupun
seluruh adegan diusahakan untuk serealistik
mungkin, ada hal-hal yang tak bisa diterapkan
seperti yang seharusnya. Misalnya proses keluar
masuk pesawat luar angkasa yang prosedurnya
bisa memakan waktu sampai 50 menit, jelas tak
mungkin diterapkan.
Chief Technical Officer dari Framestore, Steve
MacPherson, mengatakan Gravity adalah film
yang paling banyak menuntut penggunaan
perangkat komputer yang pernah dibuat oleh
mereka. Framestore memiliki pusat penyimpanan
data yang bisa diakses untuk keperluan render
sekaligus bisa diakses oleh workstation yang
digunakan para CG artist. Namus saat rendering,
seluruh bandwidth terhisap habis hanya untuk
melayani render, tak menyisakan ruang untuk
para animator, hingga akhirnya harus menambah
pusat penyimpanan data baru khusus untuk
rendering.
Sekitar 80 persen film merupakan hasil animasi
manual, hanya sebagian kecilnya saja yang
menggunakan motion-capture. Tentu saja bukan
hal yang mudah menggunakan motion capture
untuk membuat pergerakan di ruang hampa
udara.
Sebagian besar proses animasi dibuat oleh
Framestore, tapi studio Rising Sun Pictures
(RSP) yang bermarkas di Adelaide, Australia,
juge menyumbang 2.5 menit adegan pada
penghujung film ini, meliputi pembuatan stasiun
luar angkasa, efek api dan plasma, beberapa
ledakan, tampilan planet Bumi, efek atmospheric,
parasut dan digital matte painting. Adegan
tersebut pada saat Sandra Bullock tiba di stasiun
luar angkasa milik China bernama Tiangong,
sampai dengan saat ia jatuh ke danau dalam
kapsul bernama Shenzhou, yang semuanya
merupakan exterior shot.
RSP berkolaborasi
dengan Framestore dalam
pembuatan asset. Tim dari
RSP mengirimkan kamera
dengan resolusi tinggi ke
atmosfer Bumi menggunakan
balon cuaca untuk bisa
menghasilkan foto-foto
Bumi pada orbit rendah
yang nantinya digunakan
untuk digital matte painting
tampilan planet Bumi.
“Kami tak pernah tahu
bagaimana bentuk
pekerjaannya, sampai lewat
separuh dari jadwal kerja,”
Tony Clark yang merupakan
VFX Supervisor di Rising
Sun Pictures menjelaskan.
“Tekanan dari Framestore sangat besar, bahkan
sejak dari awal riset. Saat mereka mengirimkan
gambar dari pekerjaan yang harus dibuat, terlihat
begitu sangat mendetail. Gambar tersebut
merupakan hasil foto dari Soyuz yang mengorbit
di atas Bumi. Dari gambar tersebut kami bisa
mendapat gambaran bahwa pekerjaan ini akan
menjadi sesuatu yang luar biasa.”
Bila Framestore menggunakan Arnold sebagai
render engine-nya, lain halnya dengan RSP
yang memilih Mantra dari Houdini. Mereka
menghabiskan banyak waktu untuk membuat
detail dan menyesuaikan tampilan berdasarkan
arahan dari Framestore yang dikepalai oleh Tim
Webber.
Tiangong dibuat di Framestore dan finalisasinya
dilakukan di RSP untuk digunakan dalam
beberapa adegan. Obyek stasiun luar
angkasa ini memiliki ribuan texture dan jutaan
polygon, benar-benar sebuah model yang
sangat padat. Framestore membuat model
tersebut karena dibutuhkan dalam beberapa
adegan yang dilakukan Sandra Bullock di
dalamnya. Framestore juga membuat kapsul
Shenzou dalam ukuran sebenarnya dan
kemudian membawanya ke sebuah danau dan
menjatuhkannya menggunakan sebuah crane.
Selain Framestore sebagai studio utama yang
menangani visual efex untuk film ini, beberapa
studio lainnya ikut dilibatkan untuk membantu
Framestore, seperti Prime Focus, Rising Sun
Pictures, Nhance, 4DMax, XYZ RGB, Lightstage
yang menangani scanning wajah dan Mova yang
bertanggung jawab menangani motion capture
pada wajah.***
Artikel oleh: Fitra Sunandar
Productions stills and visual effects images courtesy of Warner Bros
Pictures. All rights reserved.
(Dilarang menyadur/mengutip/mempublikasi ulang tanpa mencantumkan sumber dan nama penulis)
0 Comments