Salju merupakan fenomena alam yang sangat menantang untuk dibuat simulasi visualnya dalam film ini. Kalau selama ini kita sudah mengenal beberapa aplikasi yang didedikasikan untuk membuat simulasi obyek cair, tapi tidak demikian halnya dengan obyek seperti salju dan es. Teknik yang digunakan untuk membuat simulasi pada obyek padat dan cair tidak bisa menghasilkan tampilan salju yang meyakinkan. Terutama salju yang memiliki tampilan beku dan bubuk sangat sulit untuk ditangani.


Untuk menangani simulasi salju tersebut dibuatlah sebuah metode menggunakan model elastoplastic constitutive yang bisa diatur yang terintegrasi dengan metode material campuran dari mekanisme Eulerian dan Lagrangian. Metode ini berdasarkan hipotesa continuum dan kondisi kombinasi naturalnya memungkinkan kita menggunakan jaringan Cartesian reguler untuk menangani secara otomatis pecahan dan tumbukan.

Tim produksi film Frozen menggunakan matematika, fisika dan perangkat komputer yang canggih untuk menciptakan simulator bernama Matterhorn yang bisa menggambarkan kondisi salju yang realistik dalam lingkungkungan virtual. Simulator tersebut bertugas membuat materi dasar dari berbagai macam efek visual salju yang ada di film Frozen. Dari hujan salju sampai salju yang menumpuk dan menempel pada obyek dan karakter yang ada di film tersebut, Matterhorn membuat simulasinya yang hasilnya bisa diatur dan dimodifikasi sampai mendapatkan hasil yang diinginkan.



Karena urusan menangani salju ini, terjadi situasi yang unik dimana tim efek dan tim kreatif di Disney bisa berkolaborasi dengan lebih erat, lebih dekat dibanding film-film sebelumnya. Supervisor divisi Visual Effect, Dale Mayeda dan Marlon West akhirnya bisa menghasilkan sebuah karya yang bisa menghidupkan film terrbaru Disney ini, dan memberi makna akan kekuatan yang dimilik Elsa yang bisa menguasai es.



Salju dan es yang secara langsung diciptakan oleh kekuatan Elsa, penanganannya memiliki cara yang berbeda. Dimulai dengan membuat banyak sekali desain dan coretan di atas kertas. "Banyak coretan tangan yang dibuat oleh Dan Lund, 2D animator kami," Marlon menjelaskan. "Sutradara kami menyukai sketsa tersebut. Tapi menerapkan desain tersebut menjadi CG bukanlah hal yang mudah. Setelah bekerja selama delapan minggu, hasilnya kami mendapatkan terobosan."***

Artikel oleh: Fitra Sunandar
Productions stills images courtesy of Walt Disney Pictures. All rights reserved. 
(Dilarang menyadur/mengutip/mempublikasi ulang tanpa mencantumkan sumber dan nama penulis)