Berikut hasil dari ngobrol dengan Baga, salah seorang pendiri Studio Kita Animasi.
Kapan Studio Kita dibentuk?
Tahun 2011. Kita langsung membuat serial tentang sepak bola. Rencana tahun 2014 kelar lalu akan disubmit ke stasiun TV mana saja yang mau menerima.
Jadi spekulasi dong, bikin dulu baru ditawarin. Bukan terima orderan, baru bikin.
Karena ini lebih ke unsur pendidikan dulu sebenarnya. Idealisme dulu. Karena rata-rata kita fresh graduated. Saya lulus kuliah tahun 2011.
Mengenai income untuk studio ini bagaimana?
Dari job-job kecil utk TVC, game, kita ambil. Lumayan, lah.
Job yang pernah dibikin apa aja?
Pernah ada video clip. Ada video tentang safety helicopter.
Personel studio ada berapa?
Ada 8 orang
Bisa diceritakan tentang beberapa karakter yang dibuat untuk project serial kalian.
Tokoh utamanya bernama Garuda Gemilang, sesuai judulnya. Ia adalah anak dari keluarga miskin yang tinggal dipinggiran kota Jakarta. Pulang pergi ke sekolah dengan berjalan kaki, yang membuat dia lebih kuat dari anak lainnya. Juga berbakat main bola sejak kecil.
Ceritanya sendiri tentang apa?
Tentang anak-anak yang bermimpi bercita-cita bisa masuk tim nas sepakbola Indonesia. Tapi masing-masing anak punya perjalanan nasib berbeda.
Latar belakang cerita tentang sepakbola ini apa karena semua animatornya pada senang sepakbola?
Sebetulnya karena rasa kecewa kita terhadap kondisi PSSI sekarang. Negeri kita tak kekurangan bakat pesepakbola, tapi bakatbakat tersebut tak pernah diurus. Jadi dengan film animasi ini kami ingin masyarakat membuka mata bahwa bakat tersebut tidak datang tiba-tiba. Pemain bagus harus dibina sejak kecil.
Ide cerita ini dari siapa?
Kerangka cerita dari kita semua, tapi dikembangkan lagi oleh lain yang juga seorang penulis novel yang membuat script untuk setiap episode.
Dengan belum adanya klien untuk project ini, sistem kerjanya bagaimana?
Untuk animator dihitung per pekerjaan yang diselesaikan, bukan itungan jam. Kalau pekerjaan bisa diselesaikan tiga hari, Kamis-Jumat tidak masuk tak apa-apa. Kami tiga orang founder sukarela dulu untuk job ini, tapi kami tetap menggaji animator yang kita hired secara profesional. Untuk supervisi project dilakukan oleh kami bertiga.
Kenapa tak mencoba bikin cerita dulu, konsep karakter, dll, baru kemudian ditawarkan ke televisi?
Kami khawatir - berdasarkan cerita yang kami dengar - kalau konsep baru setengah jadi terus ditawarkan, nanti malah ide dan ceritanya diambil. Lagi pula sedikit yang mau membiayai sesuatu yang belum jadi, walaupun sebetulnya kalau tentang sepakbola seharusnya kita bisa dapat sponsorship.
![]() |
Suasana Kerja Studio Kita |
Belum ada yang bekeluarga. Baru lulus jadi belum terlalu banyak tuntutan untuk dapur.
Pendapat Anda tentang industri animasi di Indonesia?
Masih baru tumbuh. Dari sisi harga masih ada yang terlalu mahal dan terlalu murah. Tapi mungkin untuk tahun-tahun kedepan makin booming industri animasinya.
Harapan ke depan?
Semoga Indonesia bisa jadi juara sepak bola di Asia, masa kalah oleh Singapura. Untuk animasinya sendiri semoga apresiasi masyarakat terhadap dunia animasi semakin lebih baik lagi, karena sampai sekarang animasi masih dianggap sebagai tontonan anak kecil. Sementara di luar sana animasi sudah digemari oleh anak-anak sampai orang dewasa.***
Artikel dan interview oleh: Fitra Sunandar
0 Comments